BATIK SUNDA

Sabtu, 18 Februari 2012


Masyarakat Jabar sebenarnya sudah mengenal ragam corak kain dan batik sejak awal abad ke-16. Hal itu tertulis dalam naskah "Siksa Kandang Karesian" yang menyebutkan berbagai macam corak lukisan (tulis) dan kain.


Keberadaan batik kuno tak bisa dilepaskan dari kedatangan para pengungsi Perang Diponegoro tahun 1825-1830. Sebagian pengungsi adalah pembatik dari wilayah Banyumas, Jawa Tengah.

Mereka memberikan pengaruh terhadap ragam dan corak batik di Tatar Sunda, khususnya Ciamis, Indramayu, dan Tasikmalaya.

Setiap daerah mempunyai corak dan motif tersendiri yang khas sehingga timbul sebutan trusmian, darmayon, tasikan, dan garutan.


Karakteristik motif batik sunda:

>Batik Trusmian(Cirebon)

Berlatar dasar warna pastel nuansa variasi biru, abu-abu, hijau, coklat muda gading. Motif ornament: flora, fauna, mega, bintang, matahari, batu karang, ombak dan arsitektur gaya Cirebon.
 

>Batik Dermayon(Indramayu)
Latar dasar cerah nuansa warna merah,kuning, hijau, putih. Motif ornament bentik-bentuk geometris, flora, fauna termasuk fauna laut. Ada nuansa ornament Cina.

>Batik Garutan(Garut)

Berlatar dasar lebih cerah(nuansa warna kuning muda/gading putih). Motifnya lebih banyak berupa Rereng(dengan segala variasinya). Sangat berkemungkinan untuk terus berkembang. Dengan motif lebih beraneka warna. Beberapa jenis batik garutan sering dipakai untuk keperluan pengantin.

>Batik Tasikan(Tasikmalaya)

Batik tasik memiliki cirri warna-warna yang cerah karena pengaruh dari batik pesisiran. Motif Batik tasikmalaya sangat kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung. Batik tasik memiliki kekhususan tersendiri, yaitu bermotif alam, flora dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut, hanya berbeda dari sisi warnanya yang lebih terang.

0 komentar:

Posting Komentar